Lulusan Satuan Pendidikan KP Jadi Incaran Perusahaan Perikanan Luar Negeri
JAKARTA, (18/7) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut para lulusan satuan pendidikan vokasi di bawah naungannya, sebagian besar telah diterima di dunia kerja. Bahkan banyak lulusan yang bekerja di kapal maupun perusahaan perikanan di luar negeri.
“Berdasarkan data tahun lalu ada sekitar 1700an lulusan. Dari 1700an itu kita bisa lihat bagaiman sebaran adik-adik bekerja, hampir di seluruh dunia mereka diterima bekerja. Baik di kapal perikanan, pengolahan, juga di budidaya,” ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) KKP I Nyoman Radiarta pada kegiatan Bincang Bahari dengan tema “Lulusan Vokasi KKP Unggul: Langsung Terjun Dunia Kerja Pasca Wisuda” di Jakarta.
Nyoman menerangkan, tingginya penyerapan angka lulusan di dunia kerja salah satunya berkat program Vocational Goes to Actors Festival (VOGA Fest). Program ini bertujuan menghubungkan para lulusan serta taruna yang segera lulus, dengan perusahaan-perusahaan perikanan yang ada di dalam dan luar negeri.
“Ini istilahnya pasar kerja, antara adik-adik yang lulus dari berbagai lulusan dengan dunia usaha dan dunia industri,” tambah Nyoman.
Selain karena program networking, keahlian dan keterampilan para lulusan menjadi penunjang utama banyaknya lulusan diterima bekerja di kapal perikanan maupun perusahaan perikanan di luar negeri. Keterampilan dan keahlian dibuktikan dengan rentetan sertifikasi berstandar internasional yang dimiliki para lulusan.
Kepala PK BLU Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Achmad Subijakto menerangkan, sertifikasi membuat para lulusan lebih terlindungi saat bekerja, dan mendapat gaji tinggi. Untuk pekerja perikanan di korea misalnya, gajinya bisa mencapai Rp21,5 juta per bulan.
“Pengakuan terhadap awak kapal perikanan Indonesia saat ini semakin kuat, tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri karena telah dilengkapi dengan sertifikasi keahlian dan keterampilan. Sertifikasi ini meliputi delapan sertifikasi keahlian untuk menduduki jabatan, dan delapan sertifikasi keterampilan untuk menduduki pekerjaan,” beber Achmad.
Achmad menambahkan, selain di Korea Selatan, lulusan satuan pendidikan tinggi KKP pemegang sertifikat juga banyak yang bekerja di Taiwan, China, Spanyol, Jepang, Mauritius, hingga Chile. Dari hitungannya, para lulusan ini menghasilkan devisa sekitar Rp540 miliar di tahun lalu.
Untuk pengembangan kompetensi, KKP juga mengoptimalkan program Merdeka Belajar bagi para taruna dan taruni untuk mengenyam banyak pengalaman di lapangan. Agar setelah lulus, mereka sudah punya pengalaman terjun di dunia kerja.
Salah satu lokasi yang dipilih KKP untuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah Desa Kawali di Ciamis, Jawa Barat. Di desa itu, KKP menjalankan program desa perikanan cerdas (smart fisheries village/SFV).
“Pada tahun 2024 ada 500 taruna dan taruni di tempat kami. Tapi alhamdulillah bisa berjalan baik berkat kolaborasi dengan 17 penyuluh perikanan se-Kabupaten Ciamis, bagaimana agar anak-anak jangan cuma main-main dan wisata saja di sini. Alhamdulillah kami bisa kendalikan. Anak-anak harus bisa merasakan jadi pembudidya ikan, harus mau kotor-kotoran, membersihkan kolam, karena orang sukses harus merasakan dari titik terendah dulu,” ujar Ketua Gapokkan Kampung Nila SFV Desa Kawali Iim Gala Permana.
Sementara itu, Recruitment and Talent Manager PT Suri Tani Pemuka, Paulina Dessy Wulandari, yang juga menjadi narasumber di program Bincang Bahari edisi tersebut, mengakui pentingnya keahlian dan keterampilan ketika merekrut pekerja di perusahaannya.
Saat ini terdapat 25 lulusan satuan pendidikan KKP yang bekerja di perusahaannya. Para lulusan menempati posisi shrimp farm technician, quality control, marketing and sales, shrimp hatchery technician, shrimp/fish technical service, hingga production technician ponds.
“Kami sudah bekerja sama dengan sejumlah satuan pendidikan tinggi KKP, dan harapannya ke depan kerja sama ini bisa ditingkatkan, sehingga lebih banyak lagi lulusan KKP yang menjadi bagian dari industri perikanan ini,” ujar Paulina.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada wisuda satuan pendidikan menengah KKP, Juni lalu, mengatakan, “Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul merupakan salah satu faktor penentu terpenting dalam mencapai keberhasilan Program dan Kebijakan Ekonomi Biru. Kualitas SDM harus mendapatkan prioritas utama untuk ditingkatkan dan dikembangkan.”
Ia juga mengatakan, arah kebijakan pendidikan vokasi di lingkup KKP diutamakan untuk meningkatkan kualitas SDM terampil, unggul, berintegritas, produktif, kreatif, inovatif dan bertalenta global dalam bidang kelautan dan perikanan dengan penguatan karakter dan kedisiplinan.
Sumber : Humas BPPSDM