Indonesia-Korea Kembangkan Teknologi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
JAKARTA (4/6) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan.
Hal tersebut menjadi salah satu fokus dalam dalam kerja sama yang akan dilakukan dengan Universitas Nasional Pusan, Korea Selatan melalui pendirian pusat kerjasama teknologi kelautan ramah lingkungan.
Bersama Presiden Universitas Pusan Cha Jeong In, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo akan bekerja sama mengembangkan teknologi di galangan kapal dan sektor kelautan kedua negara.
Victor mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sampah laut dan plastik yang mengancam kesehatan keanekaragaman hayati laut, industri dan masyarakat. Oleh karenanya sampah laut dan plastik menjadi isu global yang harus ditangani dengan melibatkan berbagai pihak dan negara.
“Pengurangan sampah laut dan plastik relevan dengan salah satu kebijakan ekonomi biru KKP yaitu membersihkan lautan melalui partisipasi para nelayan, kami menyebutnya program Bulan Cinta Laut,” ujarnya pada Jumat (2/6) di Hydrogen Ship Technology Center Pusan National University (PNU HSTC) saat penandatanganan Letter of Intent (LoI).
Disampaikannya juga bahwa kerja sama ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana menciptakan lautan yang lebih sehat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi sampah laut dan plastik sehingga akan berkontribusi pada konservasi lingkungan laut, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta pencapaian target nasional untuk mengatasi volume sampah plastik.
“Saya mengapresiasi atas kemajuan kerjasama yang telah dirintis dan menjadikan momentum ini sebagai upaya bersama untuk mengatasi masalah sampah laut dan sampah plastik di lautan kita.
Di kesempatan yang sama, Presiden Universitas Pusan Jeong In Cha mengungkapkan bahwa Hydrogen Ship Technology Center menjadi contoh kapal ramah lingkungan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung di laut.
“Hydrogen Ship Technology Center (HSTC) mengajukan perjanjian ini ke Pusan National University, dan Profesor Jae Myung Lee sebagai kepala Hydrogen Ship Technology Center menerima dukungan administrasi dan keuangan dari pemerintah untuk sumber daya dan pengembangan di bidang kapal hidrogen. Selain itu, Hydrogen Ship Technology Center menarik perhatian besar di dalam dan luar negeri karena mempromosikan proyek pengembangan dan menjadi contoh kapal ramah lingkungan yang mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung,” terangnya.
Ke depan, Pusan National University akan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat penelitian bersama di tingkat internasional dalam bidang teknik, lingkungan dan kelautan. PNU juga akan mengadakan pertukaran mahasiswa ataupun kerja sama dalam pengembangan kebijakan maritim dan kebijakan ramah lingkungan.
“Saya berharap Korea dan Indonesia dapat mempertahankan kemitraan yang akan memberikan kontribusi bagi masyarakat internasional, seperti penyelesaian masalah sampah laut, melalui kerja sama di masa mendatang,” pungkasnya.
Pusan National University terus berkembang dan berhasil menjadi universitas yang terkemuka di bidang hidrogen dan energi ramah lingkungan. Hydrogen Ship Technology Center yang berada di tengah menjadi penghubung dan wadah untuk pertukaran dan kerja sama dengan Indonesia.
Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, KKP terus bersinergi dengan berbagai pihak khususnya dalam pengelolaan ruang laut yang mendukung program ekonomi biru.
HUMAS DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT